Jumat, 19 Juli 2013

Him Queen : Gilang be my boss ??


Pagi ini harus bawa mobil sendiri , semoga jogja bersahabat denganku...
aku tengok jam tangan dan jarumnya seperti mengejekku , pukul  09.00. harusnya tidak begitu telat untuk pergi ke kantor hari ini Tapi aku harus sadar bahwa ini bukan kotaku dan tidak begitu mudah mencari jalan yang bisa mengerti tentang kondisiku yang baru bisa mengendarai mobil ini. Aku tidak mengerti apa yang gilang mau dengan keberadaanku disini , dia tarik aku ke kota ini tapi dia justru pergi dari sini. Apa bedanya ketika aku tinggal di surabaya dulu, semuanya tetap sama. Dia memang senang sekali bermain petak umpet dengan gadis cantik ini.
Aku meraba-raba tasku untuk mendapatkan ponsel yang daritadi terus berdering,
“iya , ini aku sedang menuju ke kantor “ semoga gilang mengerti nada suaraku ini.

“hati-hati ya... sudah hafal jalannya kan ? mobilnya sudah di cek ? oyya jangan lupa mampir ke butik sebentar  , trus jangan pulang malam-malam ya nanti.  Sore langsung pulang ajah terus istirahat ” . suara gilang pagi ini benar-benar menyebalkan.

hm iya.yaudah aku sedang menyetir ini “
menutup telvon tanpa mendengarkan sura menyebalkan itu lagi mungkin lebih baik. Tuhan...malaikatmu yang satu itu benar-benar menyiksaku pagi ini. Apa benar dia tidak ingat hari ini ulang tahunku ? kenapa dia masih saja bersikap seperti itu , aku tidak bisa mencintai pekerjaan ini seperti yang sudah dia lakukan. Sepetinya dia tidak mengerti mana impianku dan obsesinya.

*****

Boleh aku ingat bagaimana aku bisa sampai disini ?? semoga masih ingat...
1 minggu setelah kejadian aku mengerjai gilang waktu itu, dia datang lagi ke surabaya. Kali ini dia datang bersama kedua orang tuanya, sontak hal ini membuatku sangat terkejut. Dia tidak mengatakan apapun sebelumnya , jelas aku pun tidak mempersiapkan diri ketika mereka datang kerumah. Hanya kaos oblong , calana pendek dan rambut yang masih acak-acakan aku menyambut kedatangan mereka sore itu.  Tapi apalah daya laripun sudah tidak sempat , senyum pepsodent pun satu-satunya senjata yang bisa aku keluarkan waktu itu . Tak mau ambil pusing , aku langsung mencium kedua tangan mama dan papa gilang lalu mempersilahkan mereka masuk. Tak lama kemudian ayah dan ibu keluar , mereka juga tak kalah kagetnya denganku. Setelah mendapatkan lirikan dari ibu yang artinya aku harus segera masuk dan berganti pakaian yang lebih sopan , aku segera memundurkan kakiku menuju kamar.
Di dalam kamar aku hanya diam mematung di balik pintu, dengan nafas yang tersengal sengal, aku masih tidak percaya gilang akan membawa orang tuanya kesini secepat ini , ini kali pertama aku bertemu dengan orang tuanya , sebelumnya gilang hanya memperkenalkanku lewat telfon, dan hanya melihat foto mereka. Walaupun begitu aku dan orang tuanya  cukup akrab di telfon dan tak jarang juga  gilang mengajak orang tuanya melihatku dari balik layar skype.  Bagaimanapun juga itu tak sama halnya ketika kita harus bertatap muka langsung seperti sekarang , Aku bingung apa yang harus aku lakukan saat ini, aku mengambil setelan kaos dan rok panjang pink kado dari kakak , dengan rambut aku biarkan terurai dan sedikit merapikan poniku ke belakang dengan jepitan . Aku berfikir ulang untuk merias wajahku , tapi aku rasa ini bukan acara pertunangan kami bedak bayi seperti biasanya saja aku rasa sudah cukup.
dengan jantung yang berdegup kencang, dan segala tanda tanya di kepalaku aku beranikan keluar dari kamar dan ikut bergabung di antara obrolan 2 keluarga ini. Ibu berdiri kearahku lalu memelukku , aku rasakan dadanya seperti menahan tangis. Hal itu membuatku semakin cemas.

“citra... sudah waktunya sayang , kamu sudah besar sekarang “ suara ibu bergetar.

aku tidak bisa mengatakan apapun , saat itu aku benar-benar bingung dan cemas melihat keadaanibu , di sisi lain aku bingung melihat ayah  ,gilang , dan mama papa gilang sedang memerhatikanku dengan senyum dan seperti ada sesuatu yang membahagiakan di mata mereka.
aku menuntun ibu untuk duduk kembali , dan kali ini aku paksakan diriku untuk tenang dan bertanya tentang alasan yang membuat ibu seperti ini .

“ citra... kami kesini untuk melamarmu nak , gilang putra kami satu-satunya ini ingin mejadikanmu sebagai pendamping hidupnya , bagaimana citra ? kamu bersedia ?”
aku harap aku tidak  sedang bermimpi sekarang , ucapan papa gilang ini benar-benar membuat nafasku semakin sesak. Aku harus menikah dengan gilang secepat ini ? mungkinkah ?

“citra ... kenapa kamu gugup seperti itu ? kamu gak mau menikah denganku ?”

“bu..bukan seperti itu gilang , tapi..” aku menggenggam tangan ibu erat-erat sekali seperti takut seseorang akan menculikku darinya.

“ kami kesini juga ingin bilang, kalau citra tidak keberatan apa citra dan keluarga besedia pindah ke jogja bersama gilang? Mama dan papa berencana akan tinggal bersama nenek gilang di bali.kami ingin mengembangkan usaha baru kami disana. Untuk itu perusahaan papa akan segera gilang ambil alih , sedangkan masalah butik dan segala sesuatunya papa harap citra mau mengurusnya. Bagaimana citra ?? “
apalagi ini tuhan... bagaimana aku harus menjawabnya , seperti ada kembang api meletus diatas kepalaku ,semuanya terasa mengejutkan tapi sangat indah . Itu yang aku rasakan saat ini.. tapi kenapa hatiku tetap tidak bisa membiarkan kebahagiaan ini berjalan begitu saja. Ada sesuatu yang masih menahan. Tapi aku tidak mengerti itu.
“pa..bagaimana kalau hubungan ini diawali dengan pertunangan terlebih dahulu? Citra jujur masih belum siap untuk itu.. masih banyak hal yang harus citra pelajari untuk menjadi istri yang baik buat gilang “. Entah keberanian apa yang tiba-tiba membuatku memanggil papa gilang dengan panggilan seakrab itu.
“ okey, tidak masalah. Pa.... gilang setuju. Aku rasa kita juga masih punya banyak waktu. Yang penting semua yang terbaik untuk  citra”
 gilang menyahut pembicaraanku dengan nada yang penuh semngat dan tatapan yang yang sangat lembut kerahku , terlihat anak ini sangat mengerti kegelisahanku sekarang.

sesaat sebelum kelurga gilang berpamitan untuk pulang ,gilang meminta izin untuk berbicara denganku sebentar ditaman depan rumah .

 “maafkan aku ya... pasti ini membuat kamu kaget. Kamu marah ??”
dia menatap kerahku dengan tatapan yang sangat dalam , dan itu justru membuatku takut. Entah kenapa perasaanku sedikit aneh , aku merasa laki-laki ini akan membawaku lari dan menerkamku.
aku hanya sanggup menjawab pertanyaannya dengan menggelengkan kepala , aku harap dia cukup puas dengan jawabanku.
“iya aku tau aku salah , harusnya aku bicarakan ini terlebih dahulu sama kamu . tapi aku takut kamu akan menolaknya citra. Aku tau kamu belum siap...tapi kamu juga harus tau bagaimana tersiksanya aku disana ninggalin kamu disini , dengan kejadian kemaren walaupun hanya bercanda aku merasa benar-benar seperti orang gila dari kantor langsung berlari ke bandara mengejar keberangkatan yang tercepat dan berdoa kamu tetap baik-baik saja disini , aku takut kehilangan kamu citra... kamu tau itu kan , aku takut citra !!?? “

Continued.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar