Senin, 11 Maret 2013

Kopi dan Bola ( Bagian 3 )

Sudah berapa lama aku tidak bangun dari tempat ini ?? seluruh badanku terkunci disini , jari-jariku juga mulai kaku . mungkin karna sudah lama tidak aku gerakkan di keyboard. sudah berapa lama memang ??

ibu sudah berangkat kerja ternyata ... aku tau itu karna selalu ada surat kecil yang dia taruh di atas meja   sebelum dia pergi , dan aku melihatnya disana. ternyata ibu  belum memindahkan laptopku... dia masih berada di sana , di meja kecil dekat jendela di sudut sana... aku masih sangat jelas melihatnya dari sini , itu posisi saat terahir aku meninggalkannya malam itu. Tapi sepertinya ibu sudah membereskan cangkir kopi dinginku .. karna tidak terlihat disana .
kenapa rasanya semakin buruk disini , ini membosankan . sudah berapa lama kakiku tidak menginjak lantai dibawahku ini , mataku masih sedikit buram untuk menelaah seluruh sudut ruangan disini , aku selalu berharap aku akan menemukan sudut ruangan kamarku di rumah , aku mulai merindukan itu .

Lihat siapa yang datang sekarang....okey aku tau apa yang akan mereka lakukan , lebih baik kali ini aku menyambut mereka dengan ramah , karna tidak akan ada gunanya lagi aku mengajak mereka bermain petak umpet seperti biasanya.
Aku hanya bisa menahan rasa sakit ketika mereka memasukkan jarum2 itu di tubuhku , tapi sekarang rasanya sudah lebih terbiasa dan aku sudah bisa menikmatinya .
" Kamu tidak bisa nakal lagi sekarang , atau kamu tidak akan bisa bertemu dengan cangkir kopi dan laptop kesayanganmu lagi " .
aku hanya bisa mengangguk kesal mendengar ucapan suster-suster cantikku itu . sepertinya aku tau apa yang sedang terjadi sekarang , semakin buruk... itu yang aku mengerti dari alat2 oksigen dan kamar ini .
Aku Kemabali menaruh pandangan kosong pada Laptopku di ujung sana , aku mulai teringat maya , mungkin sudah banyak pesan yang dia tinggalkan disana , mungkin sudah banyak cerita tentang bola yang aku lewatkan darinya . Aku mulai benci dengan ini ... aku harus bisa ke meja itu dan melihat maya. Aku butuh dia Tuhan .... Aku tidak butuh alat2 ini.
dengan sedikit memaksakan tubuhku , aku berhasil menginjakkan kedua kaki di lantai ... dan menyertenya ke meja kecil disudut sana. Itu adalah salah satu sudut ruangan yang paling aku suka . karna disana aku bisa melihat dunia yang bebas.
Sekarang aku sudah berada disni , Sangat terasa sekali rapuhnya kaki dan tulang-tulang belakangku sekarang.. merasa sangat tua untuk usia 19 tahun ini. Aku tidak sabar membuka pesan- pesan maya yang mungkin sudah cukup lama tersimpan dalam laptop ini ...
aku asingkan semua rasa sakit yang menyiksa saraf-sarafku , aku mulai menggerakkan jari-jai ini dan mencari pesan-pesan maya yang dia tinggalkan untukku .
Tapi... , Tidak . sepertinya laptop ini sedikit rusak , kenapa tidak ada pesan baru disini ?? Aku masih melihat pesan terahirnya malam itu , dengan jam dan hari terahir aku memegag laptop ini . Apa mungkin koneksinya mulai ngadat lagi , tapi rasanya bukan karna itu ..aku masih bisa mendownload lagu- lagu favoritku dengan lancar , atau mungkin dia mulai lupa untuk menyapaku ..
sudah berapa kali aku lewatkan pukul 22:00 ?? kenapa tidak ada satupun pesan darinya yang bisa aku baca ??
Aku mulai merasakan kakiku semakin kaku dan sulit untuk di gerakkan . Kenapa sangat sulit mengatur nafasku , punggungku lagi-lagi mulai menyerangku .. Tuhan tolong sebentar saja , aku haya ingin berada disini sebentar saja... , aku yakin dia akan datang. aku janji setelah melihat satu pesan darinya aku akan kembali ke kasur itu dan menuruti aturan permainanmu . Tapi tolong untuk hari ini saja... biarkan aku disini .

Aku Mulai bisa mengendalikan rasa sakit ini , walaupun beberapa darah mulai mengotori hidungku . Aku tidak bisa meraih tisu yang berada cukup jauh dari tempatku sekarang, sebenarnya tidak terlalu jauh ... tapi dengan kekuatan seperti ini ... jarak itu seperti berkilo-kilo meter untukku. aku harus memakai apapun yang bisa membersihkan darah ini . ini  sangat menggangguku ... aku tidak bisa menunggu maya dengan tenang di tempat ini jika keadaanku  seperti ini . Sekarang aku hanya bisa menyandarkan kepalaku di atas meja dan terus menyudutkan pandanganku pada layar laptopku .... Aku terus bergumam dalam hati dan menerka- nerka apa yang sedang dia lakukan beberapa hari ini dengan bolanya sampai dia tidak sempat mendengarkan cerita kopi dariku.

Tidak lama kemudian , ada seorang suster masuk kekamarku . Tapi kali ini aku tidak melihat dia membawa jarum ataupun obat-obat baru untukku . Aku hanya melihat ada satu amplop berwarna biru yang dia pegang erat dengan tangan yang sedikit gemetar. Aku semakin takut melihat suster ini...
dia berjalan kerahku dengan tatapan iba , apa yang salah dengan wajahku ?? apa aku terlalu mengenaskan untuk dia pandang..
tapi aku tetap tidak mengubah posisiku kepalaku , aku tetap menyandarkan kepalaku di atas meja , dan mencoba menutupi hidungku yang penuh darah . Aku haya menggeser pandanganku dari laptop ke arah suster itu .
dia mulai dekat dengan tempatku , dan sekarang aku lihat dia mulai panik dan segera berlari mengambilkan tisu untukku . Sepertinya aku tidak bisa menyembunyikan darah ini lagi darinya..
sudahlah biyar....aku juga butuh tisu ini sebeneranya , dia mulai membantuku membersihkan darah dari hidungku sembari aku lihat ada sesuatu yang tertahan dimatanya. ada yang ingin dia bicarakan bersamaku... tapi sepertinya  sangat serius sampai sudut matanya menahan gumpalan air yang siap jatuh kapanpun .
Setelah dia membereskan noda  darah di hidung dan pakaianku .. dia mulai duduk disampingku dan menatapku ..
aku tidak mengerti apa yang sedang suster ini lakukan, . Dia mengambil surat biru dari saku bajunya yang aku lihat tadi.
" ini untukmu ,berhentilah melihat layar itu. Dan baca ini "
hanya perintah itu yang bisa aku turuti darinya... aku mulai membuka surat itu dengan tumpukan pertanyaan dalam hati.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar